Estetika Budaya Sastra Lisan Sakeco dan Integrasinya dalam Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Muatan Lokal Sekolah Dasar di Kabupaten Sumbawa

Authors

  • Wawan Hermansyah Universitas Teknologi Sumbawa
  • Rusmin Nurjadin Universitas Teknologi Sumbawa

DOI:

https://doi.org/10.53299/jppi.v4i4.742

Keywords:

Sakeco, sastra lisan, muatan local, sekolah dasar

Abstract

Sastra lisan Sakeco merupakan salah satu warisan budaya masyarakat Sumbawa yang kaya akan nilai estetika, moral, dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi upaya pelestarian Sakeco melalui integrasinya dalam pembelajaran muatan lokal di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan data dikumpulkan melalui wawancara dengan tokoh budaya, guru muatan lokal, dan observasi lapangan terhadap pertunjukan Sakeco. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dengan Langkah-langkah analisis yang meliputi; Reduksi Data, Penyajian data, dan penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sakeco tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sarat dengan pesan moral dan nilai-nilai sosial, seperti gotong royong, penghormatan kepada orang tua, dan kebersamaan. Elemen penting dalam Sakeco mencakup bahasa, musikalitas, simbolisme, serta performa dan ekspresi emosional penutur. Integrasi Sakeco dalam pembelajaran muatan lokal di sekolah dasar perlu memperhatikan kesesuaian materi dengan tingkat pemahaman siswa, penggunaan metode pembelajaran interaktif, dan keterlibatan tokoh budaya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi sastra lisan Sakeco dalam pendidikan dasar berpotensi meningkatkan kesadaran budaya dan memperkaya pendidikan karakter siswa.

References

Amir, Adriyetti. (2013). Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: ANDI

Bachri, Sutardji Calzoum. (2001). O Amuk Kapak. Jakarta: Pustaka Jaya.

Danandjaja, James. (2002). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti

Eagleton, Terry. (1990). The Ideology of the Aesthetic. Oxford: Blackwell.

Gell, Alfred. (1998). Art and Agency: An Anthropological Theory. Oxford: Clarendon Press

Hamdani, M. (2015). Sakeco: Tradisi Sastra Lisan Sumbawa. Mataram: Universitas Mataram Press.

Handayani, T. (2013). Budaya bangsa dan pendidikan karakter: Integrasi nilai-nilai luhur dalam pembelajaran. Jurnal Sinektik, 6(2), 145–154.

Indrastuti, N. S. K. (2023). Sastra lisan: Eksistensi, fungsi, dan revitalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rahman, Nurhayati. (2010). Sastra Lisan dan Keberlanjutannya di Era Globalisasi. Makassar: Pustaka Samudera.

Johnson, E. B. (2002). Contextual Teaching and Learning: What It Is and Why It’s Here to Stay. Thousand Oaks: Corwin Press.

Koentjaraningrat. (2009). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Lickona, T. (1991). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books.

Mulyanto, Dedi. (2009). Pertunjukan Tradisi Lisan di Nusantara: Kajian Etnolinguistik. Bandung: Humaniora.

Permendikbud No. 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal.

Peursen, C.A. (1988). Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius

Purwanto, M. N. (2011). Pengantar Pendidikan Kultural Berbasis Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Putra, I Nyoman Darma. (2012). Sastra Lisan Bali: Tradisi dan Perubahan. Denpasar: Udayana University Press.

Sumardjo, Jakob. (1992). Filsafat Seni. Bandung: ITB Press.

Sutrisno, H. (2010). Budaya Lokal dalam Pendidikan: Pendekatan Multikulturalisme di Sekolah. Surakarta: UNS Press.

Sweeney, Amin. (1987). Sastra Lisan dan Peranan Budaya Melayu. Jakarta: Balai Pustaka.

Teeuw, A. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya, 1983.

Wellek,R.,& Warren, A. (1990). Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia

Downloads

Published

2024-12-08

How to Cite

Hermansyah, W., & Nurjadin, R. (2024). Estetika Budaya Sastra Lisan Sakeco dan Integrasinya dalam Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Muatan Lokal Sekolah Dasar di Kabupaten Sumbawa. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 4(4), 1799–1809. https://doi.org/10.53299/jppi.v4i4.742